https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/issue/feed Beranda 2024-08-21T18:12:16+00:00 Dr. DJ.Dimas Phetorant, S.Sn., M.Pd. jurnalberanda@ikj.ac.id Open Journal Systems https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/article/view/44 Tafsir Digital Tari Betawi Topeng Tiga: Titik Temu Tradisi dan Modernitas 2024-08-21T17:43:44+00:00 Yola Yulfianti yolayulfianti@ikj.ac.id Sonya Indriati Sondakh sonyasondakh@ikj.ac.id Akbar Yumni akbar.yumni@gmail.com <p>Diskursus tradisi yang terus berhadapan dengan modernitas merupakan isu yang masih terus hangat diperdebatkan. Namun, dalam pembicaraan kesenian, dalam hal ini tari tradisi, isu tradisi dan modernitas tidak selalu berakhir menjadi pertentangan. Sebuah pencarian dalam dunia digital yang mewakili modernitas yang berkolaborasi dengan koreografi menemukan jalan baru yang membuka pada berbagai kemungkinan untuk berbagai kepentingan. Penelitian kualitatif ini membahas tentang sebuah tari tradisi yang ditafsirkan secara digital oleh dua orang dari latar belakang berbeda: antara koregrafer dan orang yang bekerja di bidang media digital. Mereka menciptakan karya digital tari yang didasarkan pada tari Topeng Betawi. Penelitian ini menemukan bahwa ada sesuatu yang hilang dalam tafsir digital ini. Apakah yang hilang dari alih media yang dilakukan pada tari Topeng Betawi menjadi tari digital dalam tampilan avatarnya? Pertanyaan ini akan dijawab dalam laporan ini dengan memanfaatkan konsep-konsep seperti <em>intermediality</em> (intermedialitas),&nbsp; <em>staging media</em> (media pemanggungan), dan <em>performative turn</em>.</p> 2024-06-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Yola Yulfianti, Sonya Sondakh, Akbar Yumni https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/article/view/41 Koreografi Kontemporer dengan Ruang Spesifik 2024-08-21T18:08:32+00:00 Dewi Hafianti dewihafianti@ikj.ac.id <p>Seorang koreografer yang terlibat dalam penciptaan koreografi dengan lokasi spesifik perlu melakukan penelitian berdasarkan pengalaman di berbagai kesempatan dan berbagai tempat melalui perspektif sosial, budaya, dan ide yang kontekstual sebelum memulai proses kreatif. Proses kreatif yang muncul melibatkan penari, ruang dan waktu yang bersifat dinamis sehingga berbagai metode eksplorasi gerak, eksplorasi ruang dan eksplorasi waktu menghasilkan beragam wujud penciptaan yang unik dan mengesankan. Hasil karya koreografi ini berbentuk kontemporer dengan eksplorasi gerak berdasarkan ide, konsep dan tema tari setiap individu koreografer. Koreografi spesifik lokasi ini diciptakan melalui kolaborasi koreografer dengan penari, juga perpaduan ruang publik, arsitektur, dan tata cahaya alam. &nbsp;</p> 2024-06-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Dewi Hafianti https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/article/view/40 The Confluence of The Experience of Pain and Beauty In Ballet Through The Aesthetics Marking of Pointe Shoes 2024-08-21T18:04:02+00:00 Maria Maharani m.maria.maharani13@gmail.com Ikhaputri Widiantini ikhaputri@ui.ac.id <div><em><span lang="EN">Ballet is notable for its beautiful, mystical, celestial, weightless, and effortless movements. However, for ballet dancers, these beautiful movements are all done by a body in pain, a body that embeds memories and social codes of its structure. The active involvement of the body enables a ballet dancer to develop a habitus that constantly naturalizes pain as part of the process of its “Being.” For the female, pain is embodied in pointe shoes. Initially, pointe shoes were meant to enhance the female’s beauty, like fairies or angels in fairy tales. The encounter with pain, then, marginalizes and abjects the dancer into her semiotic chora. Through the layering of theories of Angela Pickard and Julia Kristeva, this paper explores female ballet dancers’ lived experiences of pain and abjection, represented through pointe shoes. Literature research and reviews, as well as interviews, were analyzed with Arianna Maiorani’s kinesemiotics method to put a rise to the dancer’s personal meanings, from the semiotics to symbolics, marked through body movements in interaction with space. The confluence of signs represented in pointe shoes creates a holistic meaning, namely the aesthetics of sublimated pain.</span></em></div> 2024-06-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Maria Maharani, Ikhaputri Widiantini https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/article/view/43 Tari Saman Perkembangannya Pada Masyarakat Multikultural Di Jakarta 2024-08-21T18:09:39+00:00 Ery Ekawati eryekawati@ikj.ac.id <p>Perkembangan Tari Saman selain di Aceh adalah di kota Jakarta. Hal ini telah berlangsung sejak periode tahun 1960 hingga saat ini. Tari Saman telah menjadi seni urban yang hidup dan berkembang pada masyarakat multikultural, Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk memahami realitas sosial masyarakat terkait dengan keberadaan Tari Saman dalam konteks seni pertunjukan, industri budaya dan pariwisata global. Tari Saman mengalami komodifikasi, komersialisasi, sebagai bentuk adaptasi budaya global yang menghasilkan makna baru. Penelitian ini mengangkat empat permasalahan pokok, yakni (1). Pergeseran atau perubahan fungsi dan nilai pada Tari Saman, (2)Proses pembelajaran Tari Saman, (3) Faktor-faktor yang mendorong perubahan, (4) Dampak dan makna pengembangan pada Tari Saman dalam konteks pariwisata global. Tujuan penelitian ini adalah menjawab keempat masalah pokok yang telah dikemukakan dengan cara menjelaskan terjadinya pergeseran fungsi dan nilai, proses pembelajaran Tari Saman, faktor-faktor yang mendorong perubahan, dampak dan makna pengembangan pada Tari Saman dalam konteks pariwisata global. Proses pengembangan Tari Saman terjadi sejak mengkondisikan adanya komunitas tertentu, pengembangan dapat terjadi pada masyarakat tradisi dan masyarakat urban di Jakarta. Tari Saman tampil dalam bentuk kemasan produk budaya yang indah, agung, dan menarik sebagai daya tarik wisata. Terjadinya pengembangan Tari Saman disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mendorong, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal, yaitu perkembangan pola pikir masyarakat pendukung, adanya kreativitas masyarakat berekspresi, dan motivasi peningkatan kesejahteraan. Adapun faktor-faktor eksternal, yaitu perkembangan pariwisata, industri budaya, peran media, dan kebijakan pemerintah. Pengembangan Tari Saman ternyata memunculkan dampak dan makna bagi kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Dampak yang paling jelas terhadap kehidupan sosial ekonomi adalah keberlanjutan ekonomi, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru. Sebaliknya dampak terhadap sosial budaya adalah terjadinya komersialisasi. Selanjutnya pengembangan Tari Saman dapat dimaknai sebagai makna religius, pelestarian budaya, identitas budaya, dan kesejahteraan.</p> 2024-06-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ery Ekawati https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/article/view/50 Gaya Laku Seni Tradisi 2024-08-21T18:06:05+00:00 Syaiful Amri saefulamri@ikj.ac.id Robinsar. H Simanjuntak robinjunta@ikj.ac.id <p>Mengungkap sejarah dan asal mula teater tradisional bukanlah hal yang mudah. Teater tradisional yang masih ada sekarang sudah sangat berbeda baik fungsi maupun gaya penyajiannya. Untuk merekonstruksi kembali apa dan bagaimana teater tradisional pada jaman dahulu, kita perlu memperoleh bahan-bahan tentang teater tradisional di masa lampau. Persoalan ini bersumber pada kelemahan kita dalam hal dokumentasi. Materi dan bahan-bahan yang diperoleh dari seniman pelaku teater rakyat yang masih dapat dikorek keterangannya, sering tidak sama dan bahkan berbeda. Kesukaran memperoleh bahan disebabkan sedikitnya dokumentasi yang dapat dijadikan acuan dalam Menyusun atau merekonstruksi teater tradisional.</p> 2024-06-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Syaiful Amri, Robinsar. H Simanjuntak https://jurnalberanda.ikj.ac.id/index.php/beranda/article/view/42 Interpretasi Lagu Betawi "Abang Jampang" Karya Benyamin Sueb Dari Perspektif Hermeneutika 2024-08-21T18:12:16+00:00 Cerman Simamora cermansimamora@ikj.ac.id <p>Teks lagu merupakan suatu ekspresi yang mampu membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Hal ini dapat dikatakan teks lagu merupakan jenis karya sastra yang di dalamnya mengandung simbol tanda yang bermakna dengan bahasa sebagai medium. Penelitian ini mengkaji teks lagu yang berjudul “ Abang Jampang” karya Benyamin Sueb, yang dikaji dengan menggunakan teori Hermeneutika Paul Ricour dan Semiotika Roland Barthes. Penulis menemukan bahwa teks lagu memiliki makna dan pesan tersendiri yang disampaikan oleh pencipta yang bertujuan unuk disampaikan kepada pendengar bahwa lagu tidak hanya dinikmati alunannya tetapi teks lagu yang memiliki pengaruh bagi khalayak begitu juga narasi yang disampaikan, Setiap generasi dapat mengidentifikasi diri mereka dengan pesan-pesan yang tersirat dalam lirik-liriknya, baik dari segi humor maupun kritik sosial. Gaya bahasa yang digunakan terikat erat dengan dialek dan tradisi lisan Betawi, memastikan bahwa pesan-pesan tersebut tetap dapat dipahami dan diapresiasi oleh pendengar dari berbagai latar belakang. Lagu "Abang Jampang" dapat dipandang sebagai bentuk kritik sosial, di mana liriknya mampu menggambarkan realita sosial dalam berbagai konteks sosial dan budaya yang terus berubah. Selanjutnya melalui semiotika dapat dimaknai isi teks lagu melalui simbol-simbol teks dilihat dari denotasi dan konotasinya.</p> 2024-06-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Cerman Simamora