Tari Saman Perkembangannya Pada Masyarakat Multikultural Di Jakarta
DOI:
https://doi.org/10.52969/beranda.v1i2.43Keywords:
Urban, Masyarakat, Multikultural, Tari Saman, PariwisataAbstract
Perkembangan Tari Saman selain di Aceh adalah di kota Jakarta. Hal ini telah berlangsung sejak periode tahun 1960 hingga saat ini. Tari Saman telah menjadi seni urban yang hidup dan berkembang pada masyarakat multikultural, Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk memahami realitas sosial masyarakat terkait dengan keberadaan Tari Saman dalam konteks seni pertunjukan, industri budaya dan pariwisata global. Tari Saman mengalami komodifikasi, komersialisasi, sebagai bentuk adaptasi budaya global yang menghasilkan makna baru. Penelitian ini mengangkat empat permasalahan pokok, yakni (1). Pergeseran atau perubahan fungsi dan nilai pada Tari Saman, (2)Proses pembelajaran Tari Saman, (3) Faktor-faktor yang mendorong perubahan, (4) Dampak dan makna pengembangan pada Tari Saman dalam konteks pariwisata global. Tujuan penelitian ini adalah menjawab keempat masalah pokok yang telah dikemukakan dengan cara menjelaskan terjadinya pergeseran fungsi dan nilai, proses pembelajaran Tari Saman, faktor-faktor yang mendorong perubahan, dampak dan makna pengembangan pada Tari Saman dalam konteks pariwisata global. Proses pengembangan Tari Saman terjadi sejak mengkondisikan adanya komunitas tertentu, pengembangan dapat terjadi pada masyarakat tradisi dan masyarakat urban di Jakarta. Tari Saman tampil dalam bentuk kemasan produk budaya yang indah, agung, dan menarik sebagai daya tarik wisata. Terjadinya pengembangan Tari Saman disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mendorong, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal, yaitu perkembangan pola pikir masyarakat pendukung, adanya kreativitas masyarakat berekspresi, dan motivasi peningkatan kesejahteraan. Adapun faktor-faktor eksternal, yaitu perkembangan pariwisata, industri budaya, peran media, dan kebijakan pemerintah. Pengembangan Tari Saman ternyata memunculkan dampak dan makna bagi kehidupan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat. Dampak yang paling jelas terhadap kehidupan sosial ekonomi adalah keberlanjutan ekonomi, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan menciptakan lapangan kerja baru. Sebaliknya dampak terhadap sosial budaya adalah terjadinya komersialisasi. Selanjutnya pengembangan Tari Saman dapat dimaknai sebagai makna religius, pelestarian budaya, identitas budaya, dan kesejahteraan.
Downloads
References
Alfian, Teuku Ibrahim. 1999. Wajah Aceh Dalam Lintasan Sejarah, Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan informasi Aceh.
Alfian, Teuku Ibrahim. 1977. Segi-Segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh, Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Hermantoro, Henky. 2011. Creative-Based Tourism, Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif, Jawa Barat: Aditri.
Kraus, Richard & Sarah Chapman. 1981. History of The Dance in Art & Education, New Jersey : Prentice Hall
Murgiyanto, Sal. 2004.Tradisi & Inovasi, Beberapa Masalah Tari di Indonesia, Jakarta: Wedhatama Widya Sastra
Parani, Julianti. 1986. “Tari Aceh Dalam Tantangan Budaya Masa Depan”, Jakarta
Sedyawati, Edi. 1981.Pertumbuhan Seni Pertunjukan Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan.
Sedyawati, Edi. 2001. “Pelestarian Seni Tradisi Dalam Program Pemerintah” dalam Kumpulan Naskah Makalah
dan Sambutan Direktur Jendral KebudayaanThn. 1999, Jakarta: Direktorat Jendral kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tippe, Syarifudin. 2000. Aceh di Persimpangan Jalan, Jakarta: Pustaka Cidesindo.
Umar, Muhammad. 2000. Profil Budaya/Kesenian Kabupaten Aeh barat Daya, Kabupaten Aceh Barat Daya: Yayasan Busafat Banda Aceh.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ery Ekawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.